Pesawat Pelatih Quicksilver Kecelakaan di Bogor: Korban Termasuk Komodor TNI AU

Bogor

Kecelakaan udara kembali mengguncang Indonesia. Sebuah pesawat latih Quicksilver jatuh di kawasan Cibinong, Bogor, Jawa Barat, pada pertengahan Agustus 2025. Dalam insiden tersebut, dua orang meninggal dunia, salah satunya adalah seorang Komodor TNI Angkatan Udara yang sedang melakukan uji terbang bersama instruktur sipil.

Peristiwa ini mengejutkan publik karena korban bukan hanya warga sipil, tetapi juga pejabat tinggi militer aktif.


Kronologi Kejadian

Menurut keterangan saksi mata, pesawat Quicksilver tampak kehilangan kendali sesaat setelah lepas landas dari Bandara Pondok Cabe. Pesawat kemudian terbang rendah dan berputar-putar sebelum akhirnya jatuh di area persawahan warga.

  • Waktu kejadian: sekitar pukul 10.30 WIB.
  • Lokasi jatuh: persawahan di Kecamatan Cibinong, Bogor.
  • Kondisi pesawat: hancur terbakar, menyisakan puing-puing di lokasi.

Warga sekitar sempat berusaha menolong, namun api yang cepat membesar membuat korban sulit diselamatkan.


Identitas Korban

Korban meninggal dunia dalam kecelakaan ini adalah:

  1. Komodor TNI AU (nama disamarkan untuk menghormati keluarga), pejabat senior yang dikenal sebagai instruktur dan pembina pilot muda.
  2. Instruktur sipil yang mendampingi uji terbang.

Kedua korban dinyatakan tewas di tempat akibat benturan keras dan kebakaran. Jenazah segera dievakuasi ke RS TNI AU untuk proses identifikasi lebih lanjut.


Penyebab Sementara

Hingga kini, Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) masih melakukan investigasi. Namun, dugaan awal mengarah pada:

  • Kerusakan mesin yang menyebabkan hilangnya tenaga saat lepas landas.
  • Human error, meski masih terlalu dini untuk disimpulkan.
  • Kondisi cuaca yang relatif cerah, sehingga faktor lingkungan kecil kemungkinan menjadi penyebab utama.

KNKT akan menganalisis kotak hitam (black box) dan sisa komponen mesin untuk memastikan penyebab kecelakaan.


Respons TNI AU dan Pemerintah

TNI AU menyampaikan duka cita mendalam atas wafatnya Komodor yang dikenal berdedikasi tinggi dalam dunia penerbangan militer. Panglima TNI menegaskan bahwa insiden ini akan menjadi bahan evaluasi serius dalam penggunaan pesawat latih sipil untuk kegiatan resmi.

Kementerian Perhubungan juga menambahkan bahwa standar keamanan pesawat latih harus diperketat, baik untuk sekolah penerbangan sipil maupun militer.


Dampak dan Catatan Ke Depan

Kecelakaan ini menambah daftar panjang insiden pesawat latih di Indonesia dalam lima tahun terakhir. Beberapa catatan penting yang harus diperhatikan ke depan antara lain:

  • Pemeriksaan rutin armada pesawat latih agar tetap laik terbang.
  • Evaluasi kerja sama pelatihan sipil-militer agar sesuai standar internasional.
  • Penguatan regulasi keselamatan penerbangan khususnya di kelas pesawat ringan.

📌 Kesimpulan:
Kecelakaan pesawat Quicksilver di Bogor yang menewaskan seorang Komodor TNI AU menjadi peringatan keras bahwa aspek keselamatan penerbangan harus menjadi prioritas utama. Tragedi ini bukan hanya duka bagi keluarga korban, tetapi juga kehilangan besar bagi dunia penerbangan Indonesia.